Advertisement

Macam-macam pengujian Beton




Makalah
Mata Kuliah Teknologi Bahan
PENGUJIAN BETON






Disusun oleh :
Azam Jauhari (5101414015)


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Tahun 2015


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Pembangunan merupakan proses untuk menciptakan suatu bangunan berupa gedung, jalan, jembatan dan lain sebagainya untuk kebutuhan tertentu.  Setiap pembuatan bangunan pastilah memiliki proses dan tujuan yang jelas serta memiliki tahapan-tahapan yang berkelanjutan. Agar  bangunan tersebut benar-benar aman dan tahan lama perlu diadakannya tes atau penujian terhadap bahan-bahan yang menjadi penunjang dari bangunan tersebut. Bahan-bahan yang perlu di uji seperti material atap, portal, kusen, pondasi, lantai dan bahan-bahan penyusun bangunan yang lainnya.
Banyak bahan dalam proses pembuatan bangunan. Bahan yang akan kita uji adalah beton. beton digunakan dalam pembuatan kolom, balok, lapisan bawah lantai ataupun dinding-dinding tertentu. Kekuatan beton memiliki mutu tersendiri tergantung pada campurannya dan setiap kualitas tersebut memiliki kualitas dan kekuatan yang berbeda-beda. Beton memiliki tulangan berupa besi atau bahan semacamnya untuk menjadi kerangka beton tersebut.
Pengetesan dan Pengujian beton memang sangat diperlukan untuk bangunan baik besar maupun kecil. Tujuan dari pengujian adalah agar bangunan tersebut benar-benar bisa menahan beban hidup dan beban mati yang ada diatasnya atau tidak serta mengetahui berapa lama beton tersebut dapat bertahan dan tahan terhadap apa sajakah beton tersebut.

1.2.Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah
a.       Apa saja peralatan yang digunakan untuk menguji kekuatan beton?
b.      Apakah tujuan dari pengujian beton?
c.       Apa sajakah laporan yang didapat dari pengujian beton?
d.      Bagaimana cara menguji kekuatan dari beton tersebut?
e.       Bagaimana langkah-langkah pengujian beton?



1.3.Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
a.       Mengetahui Bahan-bahan yang digunakan untuk menguji beton.
b.      Mengetahui Laporan yang didapatkan dari pengujian beton.
c.       Mengetahui pengujian beton apa sajakah yang digunakan sejak awal pembuatan bangunan sampai bangunan tersebut bediri beberapa tahun.
d.      Mengetahui tujuan pengujian beton.
e.       Mengetahui langkah-langkah pengujian beton



BAB II
PENGUJIAN BETON

2.1.    Tes Uji Kuat Tekan (Compression test)
Tes Uji Kuat Tekan bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton karakteristik (kuat tekan maksimum yang dapat diterima oleh beton sampai beton mengalami kehancuran). Cara pengujian yaitu:
a)      Siapkan silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.
b)      Cetakan silinder diletakkan pada plat atas baja yang telah dibersihkan dan sisi dalamnya diolesi dengan pelumas seperlunya untuk mempermudah pelepasan beton dari cetakannya.
c)      Masukkan adukan beton yang dipakai pada pengujian slump test kedalam cetakan yang dibagi menjadi 3 lapisan yang sama.
d)     Tusuk-tusuk 25 kali per tiap lapisan.
e)      Ratakan bagian atas dan beri tulisan tanggal dan jam pembuatan pada bagian atas.
f)       Diamankan selama 24 jam dan direndam dalam air selama waktu tertentu, kemudian dibawa ke laboratorium untuk diuji.
g)      Pengujian tes beton menggunakan mesin compressor yang sudah dikalibrasi.
h)      Catat pengujian tiap beberapa hari yang sudah ditentukan.

2.2.   Slump test
Pengujian Slump test bertujuan untuk mengetahui kadar air beton yang berhubungan dengan mutu beton. Salah satu pengujian yang dilakukan menggunakan kerucut abraham. Cara pengujian yaitu:
a)      Menyiapkan peralatan uji Slump yaitu yang mempunyai ukuran diameter atas 10 cm dan diameter bawah 20 cm, sedangkan tingginya 30 cm.


b)      Kerucut abraham diletakkan pada bidang rata dan datar namun tidak menyerap air.
c)      Adukan beton yang dicampur merata dimasukkan kedalam kerucut sambil ditekan kebawah penyokong-penyokongnya.
d)     Adukkan beton dimasukkan dalam 3 lapis yang kira-kira sama tebalnya,dan setiap lapisan ditusuk sebanyak 25 kali dengan menggunakan tongkat baja diameter 16 mm panjang 600 mm dengan ujung yang bulat agar adukan yang masuk kedalam kerucut lebih padat.
e)      Adukan yang jatuh disekitar kerucut dibersihkan, lalu permukaannya diratakan dengan kerucut ditarik vertikal dengan hati-hati.
f)       Dibuka dan diukur penurunan puncak kerucut terhadap tinggi semula.
g)      Hasil pengukuran ini disebut hasil uji Slump dan merupakan hasil kekentalan (kadar air) dari beton tersebut.
h)      Adukan beton dengan hasil slump yang tidak memenuhi syarat tidak boleh untuk digunakan.

2.3.   Tes uji Core Drill
Pengujian Core Drill dilakukan dengan mengambil sampel dari beton yang sudah dibuat. Pengambilan beton menggunakan alat yaitu core drill. Metode ini diusahakan jangan sampai merusak struktur dari beton tersebut. Sampel tersebut dibawa ke laboratorium untuk di pengujian crusing test. Pengujian ini sangat akurat karena diambil dari bahan yang sudah dibuat dilapangan. Pengambilan strukturnya sangat beresiko karena bisa mengurangi struktur dari beton dan bisa saja mengenai tulangan dari beton tersebut.

2.4.   Hammer test
Hammer Test dilakukan untuk mendapatkan kekuatan / tegangan karakteristik beton yang sudah ada. Test material digunakan dengan alat hammer test merk proceq pada elemen struktur seperti kolom, balok dan plat lantai.

Tahapan sebelum hammer test dimulai yaitu: sebelum tes dimulai permukaan dari elemen struktur yang belum rata harus dihaluskan menggunakan gerinda agar didapatkan permukaan yang rata agar pembacaan rebound dari alat hammer test lebih teliti dan tepat. Di setiap titik hammer test dilakukan sebanyak 20 kali shooting per lantai. Hasil tes dianalisa menggunakan standard deviasi untuk penentuan mutu beton.

2.5.   Ultrasonic non Destructive
Pengujian ultrasonik telah digunakan oleh beberapa negara. Di indonesia digunakan sejak tahun 1980’an. Tujuan dari penelitian menggunakan pengujian ultrasonik  yaitu:
a)      Mendeteksi kedalaman dan keretakannya.
b)      Homoginitas pada beton.
c)      Kerusakan permukaan beton akibat kebakaran atau pengaruh kimiawi.
d)     Perubahan sifat dari masa ke masa.
e)      Kwalitas/mutu beton.
f)       Kerusakan lain pada beton (Honeycombing/Void)
g)      Modulus Elastisitas beton.


BAB III
PENUTUP


3.1.   Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah:
a.       Kita dapat mengetahui tes apa saja yang akan digunakan dalam meneliti kekuatan dari beton tersebut.
b.      Kita bisa mengetahui proses dari pembuatan benda uji beton.
c.       Kita dapat mengetahui tata cara pengujian yang baik agar tidak merusak dari struktur.
d.      Kita dapat mengetahui apa tujuan dari pengujian beton.

3.2.  Saran
a.       Pengujian haruslah hati-hati agar tidak terjadi kerusakan dalam struktur bangunan tersebut.
b.      setiap teori yang ada hendaklah kita juga mengetahui cara mengetesnya.
c.       mencari reverensi lain untuk mengetahui test yang lainnya dalam pengujian beton.
d.      Berhati-hatilah dalam pengetesan, usahakan alat-alat K3 tetap digunakan.

Posting Komentar

2 Komentar